Sunday, March 31, 2013

analisis laporan keuangan



Tugas Softskill
Tentang
Analisis Laporan Keuangan

Nama             : Paramita yudytira
Npm    : 45210317
Kelas : 3DA02

























ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

A.   Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari siklus akuntansi yang memberikan gambaran keuangan tentang suatu perusahaan yang secara periodic disusun oleh manajemen perusahaan.Laporan keuangan memiliki sifat historis yaitu memuat angka-angka tentang kinerja dan kondisi keuangan perusahaan pada masa yang telah lalu (historis).Laporan keuangan perusahaan sangat penting artinya bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan yang bersangkutan meskipun mereka mempunyai kepentingan yang berbeda-beda.
Laporan keuangan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan oleh semua pihhak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut antara lain pihak internal perusahaan dan pihak eksternal perusahaan. Pihak internal perusahaan merupakan pihak karyawan dan manajemen perusahaan yaitu karyawan yang mengelola perusahaan, sedangkan pihak eksternal yaitu pemasok, penanam modal, kreditur, badan pemerintah dan calon penanam modal.Masing-masing pihak yang berkepentingan menganalisis dan menginterpretasikan laporan keuangan untuk tujuan yang berbeda-beda.

B.   Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan
Secara umum, penyajian laporan keuangan oleh manajemen peruasahaan bertujuan untuk memberikan informasi kuantitatif mengenai kondisi dan posisi keuangan perusahaan yang bersangkutan pada suatu periode untuk kepentingan karyawan dan kepentingan manajemen adalah untuk mengetahui pencapaian kinerja perusahaan sehingga para pihak manajemen dapat menentukan keputusan yang akan diambil untuk operasional perusahaan dan sekaligus fungsi dari laporan keuangan bagi karyawan dan menejeman perusahaan untuk menentukan besarnya persentasi kenaikan gaji dan  bonus yang akan diterima.
Sedangkan fungsi laporan keuangan untuk pihak eksternal adalah sebagai berikut :

-          Pemasok untuk mengetahui kinerja perusahaan dan sekaligus untuk mengetahui apakah perusahaan berada dalam likuiditas yang baik untuk membayar atas produk yang dijual;
-          Kreditur untuk mengetahui kinerja perusahaan yang titik fokusnya adalah kembali pokok pinjaman dan bunga;
-          Penanam modal untuk mendapatkan informasi apakah modal yang ditanam layak untuk diperbesar atau untuk memperkecil penanam modal pada perusahaan.
-          Calon penanam modal yaitu untuk mendapatkan informasi apakah layak atau tidaknya untuk melakukan investasi dalam perusahaan;
-          Badan pemerintah untuk mengetahui besarnya pertumbuan ekonomi regional dan pertumbuan ekonomi nasional yang sekaligus untuk mengawasi ketertiban pembayaran dan administrasi perpajakan.

C.   Prinsip-Prinsip di Dalam Penyusunan Laporan Keuangan
Penyusunan laoran keuangan harus berdasarkan pada standar akuntansi keuangan yang berlaku di Indonesia atau berdasarkan pada prinsip-prinsip Akutansi yang berlaku umum (PABU) jika tidak diatur dalam standar akuntansi keuangan.
Asumsi-asumsi dan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum yang digunakan untuk menyusunan laporan keuangan sebuah perusahaan adalah sebagai berikut :
-          Satu kesatuan yang berarti bahwa perusahaan yang didirikan harus merupakan satu kesatuan yang dalam menyusun laporan keuangan harus dipisahkan dengan harta pribadi dan harta perusahaan.
-          Kelangsungan hidup yang mengandung arti bahwa sebuah perusahaan didirikan akan melanjutkan usahanya sampai jangka waktu yang tidak ada batasnya.
-          Dapat diperbandingkan adalah laporan keuangan yang disusun dapat diperbandingkan dengan lapora keuangan untuk masa yang berbeda da dapat dibandingkan dengan perusahaan lainnya.
-          Konsisten meliputi semua metode-metode akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keagan harus taat azas/konsisten sehingga memberikan gambaran laba yang dapat dianalisis.
-          Tepat waktu. Laporan keuangan harus selesai disusun tepat waktu, karena laporan keuangan yang terlambat tidak memberikan manfaat bagi pemakai laporan untuk mengambil keputusan-keputusan yang bersifat strategic.
Menurut Standar Pelaporan Keuangan Internasional (International Financial Reporting Standard/IFRS) laporan keuangan terdiri atas :
1.    Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan adalah laporan tentang posisi keuangan perusahaan pada satu titik tertentu, baik pada akhir bulan, kuartal, semester atau tahun.Jadi, kondisi yang dijelaskan dalam laporan posisi keuangan adalah kondisi pada tanggal tertentu yang artinya saldo pada tanggal tertentu. Komponen laporan keuangan adalah :
-          Aktiva lancer, yaitu aktiva yang perputarannya tidak melebihi 1 tahun, contoh : kas, bank, piutang, investasi jangka pendek, persediaan, biaya dibayar dimuka, perlengkapan, pajak dibayar dimuka dan aktiva lancer lainnya.
-          Aktiva tetap yaitu aktiva yang dimiliki oleh perusahaan yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan dan memiliki nilai yang relative tinggi serta memiliki unsur yang melebihi dari 1 tahun. Contoh : tanah, bangunan, computer, perabot, mesin, mobil dan aktiva tetap lainnya.

-          Aktiva lain-lain, yaitu aktiva yang tidak dapat dikategorikan dalam aktiva lancer dan aktiva tetap, contoh: investasi jangka panjang.
-          Hutang lancer, yaitu kewajiban yang jatuh tempo kurang dair 1 tahun, contoh : hutang dagang, wesel bayar, hutang bank jangka pendek, hutang pajak; dan kewajiban lancer lainnya.
-          Hutang jangka panjang, yaitu kewajiban yang jatuh tempohnya lebih dari 1 tahun, contoh hutang obligasi dan hutang bank jangka panjang
-          Modal, yaitu terdiri dari modal saham dan laba ditahan.

2.    Laporan rugi laba komprehensif
Laporan rugi laba komprehensif merupakan akumulasi kegiatan yang berkaitan dengan pendapatan dan biaya selama periode waktu tertentu, misalnya bulanan atau tahunan.
Komponen laporan laba rugi komprehensif adalah :
-          Pendapatan/penjualan
-          Harga pokok penjualan
-          Biaya pemasara
-          Biaya administrasi dan umum
-          Biaya keuangan
-          Selisih kurs dari kegiatan operasional
-          Keuntungan atas revaluasi property
-          Biaya pajak
3.    Laporan arus kas
Laporan ini menggambarkan perputaran kas dan bank selama periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. Laporan arus kas terdiri atas :
-          Sumber atau penggunaan kas dari atau untuk kegiatan operasional. Arus kas dair kegiatan operasional menunjukkan nilai kas bersih yang diperoleh dari hasil penjualan barang atap jasa perusahaan setelah dikurangi kas yang harus dikeluarkan untuk memproduksi dan menjual produk atau jasa itu.
-          Sumber atau penggunaan kas dari atau untuk kegiatan investasi. Sumber atau penggunaan kas dari kegiatan investasi menunjukkan jumlah kas yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli barang-barang modal seperti peralatan baru, mobil, computer dan mesin baru.
-          Sumber atau penggunaan kas dari atau untuk kegiatan pendanaan. Arus kas dari kegiatan pendanaan menggambarkan pergerakan kas akibat adanya pendanaan atau pengembalian dana dari atau kepada pemegam saham atau calon pemegangj saham atau dari pihak kreditur.

4.    Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan ini menjelaskan perubahan modal, laba ditahan, agio/disagio, laporan ini menggambarkan saldo dan hak si pemilik yang melekat pada perusahaan.
5.    Catatan atas laporan keuangan
Isi catatan ini adalah penjelasan umum tentang perusahaan, kebijakan akuntansi yang dianut, dan penjelasan tiap-tiap perkiraan laporan posisi keuangan dan laba-rugi komprehensif.











D.   Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan yang hanya menganalisis perkiraan yang ada dalam laporan keuangan, maka pemakai laporan keuangan sulit menilai seberapa baik perusahan beroperasi.Teknik analisis yang digunakan adalah analisis rasio dan analisis persentase untuk mengidentifikasi, mengkaji, dan merangkum hubungan-hubungan yang signifikan dari data keuangan perusahaan.

Dalam analisi rasio, ada dua jenis perbandingan yang digunakan yaitu perbandingan internal dan perbandingan eksternal. Perbandingan internal yaitu membandingkan rasio saat ini dengan rasio masa lalu dan rasio yang akan datang dari perusahaan yang sama. Sedangkan perbandingan eksternal yaitu membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan rasio perusahaan lain yang sejenis atau dengan rata-rata industry pada titik yang sama. Perbandingan ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang kondisi dan kinerja perusahaan dan membantu mengindentifikasi penyimpangan dari rata-rata atau standar industry.



          


A.   Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Dalam melakukan analisis terhadap rasio keuangan, jenis rasio keuangan yang digunakan untuk menganalisis kinerja dari suatu perusahaan adalah sebagai berikut :
-          Rasio likuiditas
-          Rasio solvabilitas atau rasio pengungkit
-          Rasio kemampuan
-          Rasio kegiatan/aktivitas
-          Rasio kemampulabaan/Profitabilitas


1.    Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek. Dalam raiso likuiditas meliputi :
a)    Rasio lancar, yaitu kemampuan aktiva lancer perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancer yang dimiliki. Rumus rasio lancer adalah aktiva lancer dibagi hutang jangka lancer.


Jika rasio lancer = 3 berarti aktiva lancer perusahaan yang tersedia sebesar Rp. 3,- untuk memenuhi kewajiban lancar sebesar Rp. 1,-
Dari lapora keuangan PT. Ericyn di atas, penghitungan rasio lancar untuk tahun 2011 adalah :
Rasio lancar perusahaan = 2,00; berarti aktiva lancar perusahaan yang tersedia sebsar Rp. 2,- untuk memenuhi kewajiban lancar sebesar Rp. 1,-

b)  Rasio dipercepat/Quick Ratio yaitu kemampuan aktiva lancar dikurangi 
      persediaan untuk membayar kewajiban lancar. Rasio ini memberikan petunjuk 
yang lebih baik dalam melihat likuiditas perusahaan dibandingkan dengan rasio lancar, karena peniadaan perkiraan persediaan dari perhitungan rasio. Adanya peniadaan persediaan dikarenakan persediaan memerlukan jangka waktu yang lama untuk dikonversi menjadi kas. likuiditas persediaan yang rendah dapat diakibatkan oleh 2 faktor yaitu :
-          Terlalu banyak macam persediaan yang tidak dapat dijual
-          Jika barang tersebut dijual dengan kredit maka perusahaan akan membuat faktur kepada pembeli sehingga timbulan piutang sebelum menjadi kas.


Rumusnya adalah (aktiva lancar – persediaan) dibagi kewajiban lancar



c)    Modal Kerja Bersih atau Net Working capital (NWC), merupakan alat ukur likuiditas yang diperoleh dari aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar.
Rumusnya adalah: Aktiva Lancar – Kewajiban Lancar.
NWC = aktiva lancar – kewajiban lancar

Hasil yang diperoleh dari perhitungan di atas tidak bermanfaat seandainya dibandingkan dengan perusahaan lain tetapi dapat di manfaatkan untuk pengendalian internal. Rasio Lancar = 1 berarti modal kerja bersih = 0
Modal kerja bersih PT. ERICYN tahun 2011 adalah Rp. 1.190.000,-.
NWC = 2.375 – 1185 = 1190


1.    Rasio Solvabilitas atau Rasio Pengungkit (Leverage rations)
Rasio Solvabilitas atau Rasio Pengungkit (leverage ratios), adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuiditas.
Rasio hutang (Debt Ratio)/ DR,yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya total aktiva yang dibiayai oleh kreditur perusahaan. Semakin tinggi rasio tersebut semakin banyak uang kreditur yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan laba.
Rumusnya adalah : Total  Kewajiban dibagi Total Aktiva.



      3.    Rasio Kemampuan (Coverage Ratio / COR)
Kemampuan perusahaan untuk melakukan pembayaran kewajiban sesuai jadwal berdasarkan perjanjian hutang perusahaan untuk membayar bunga atas hutang jangka panjang perusahaan dan pengembalian angsuran pokok pinjaman.
Kemampuan perusahaan untuk membayar hutang jangka panjang diukur dengan menggunakan rasio-rasio mampu (coverage ratios).Rasio-rasio coverage yang tinggi rasio teesebut (di atas rata-rata industri) menunjukkan adanya kewajiban tetap yang tidak digunakan dengan baik.Sebaiknya semakin rendah rasio-rasio coverage maka perusahaan lebih beresiko untuk tidak dapat membayar kewajiban tetapnya.
Rasio kemampuan membayar bunga ( coverage fixed ratio/ICR), rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan laba perusahaan dalam membayar biaya bunga. Rumusnya adalah: laba sebelum pajak dan biaya bunga (EBIT ) dibagi beban bunga
                
                  
Perusahaan PT. ERICYN tahun 2011 menghasilkan rasio kemampuan untuk membayar kewajiban tetap sama dengan 1.66, berarti pendapatan yang diperoleh perusahaan lebih dari satu setenga kali dari kewajiban tetapnya sehingga perusahaan PT. ERICYN sehat. Semakin rendah rasio ini maka semakin tinggi resiko baik bagi bagi kreditur maupun penanam modal dan sebaliknya semakin tinggi rasio ini maka semakin rendah tingkat resikonya. Jika rasio ini semakin rendah maka kemungkinan perusahaan untuk tidak mampu membayar kewajiban tetapnya semakin tinggiyang dapat menyebabkan perusahaan tidak memperoleh produk (baik barang atau jasa) dari pemasok sehingga perusahaan mengecilkan operasional perusahaannya dan pada gilirannya perusahaan akan tutup karena tidak dapat menutup biaya tetap perusahaan.


4.    Rasio Kegiatan /aktivitas (activity Ratio)
Rasio kegiatan/aktivitas (activity ratios), rasio ini digunakan untuk mengukur kecepatan perkiraan-perkiraan aktiva dalam laporan posisi keuangan untuk menghasilkan penjualan dan pada akhirnya menghasilkan uang tunai/kas, yang terdiri dari:
Rasio perputaran piutang dagang (receivables turn over / RTO), yaitu rasio yang menggambarkan kegiatan perusahaan untuk melakukan penagihan piutang dan mempersingkat siklus terjadinya penjualan kredit hingga diterimanya kas. Rumusnya adalah : penjualan kredit bersih dibagi dengan rata-rata piutang dagang (average of receibles).
Rasio perputaran piutang dagang perusahaan PT. ERICYN tahun 2011 adalah 7,14.
Umur piutang dagang (age of receivables/AOR), dengan rasio ini dapat diketahui apakah kebijakan penagihan piutang perusahaan sudah sesuai dengan kebijakan pemberian kredit perusahaan. Misalnya kebijakan pemberian kredit perusahaan adalah 45 hari, tetapii hasil dari perhitungan umur piutang dagang memberikan hasil 40 hari;hal ini berarti kebijakan penagihan piutang dagang perusahaan adalah efektiv. Dan sebaliknya jika kebijakan pemberian kredit kepada pelanggan adalah 45 hari tetapi hasil perhitungan umur piutan dagang adalah 90 hari berarti perusahaan mempunyai pengelolaan piutang dagang yang buruk sehingga perusahaan harus meningkatkan upaya pengelolaan penagihan piutang dagan perusahaan. Rumus dari umur piutang dagang adalah 365 dibagi Recevaible Turn Over (dalam hari).
Jika kebijakan pemberian kredit untuk para pelanggan adalah 60 hari, maka berdasarkan perhitungan di atas, PT. Ericyn telah mengelola penagihan piutang dengan baik.
Perputaran persediaan barang dagang, rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengelola persediaan, yaitu dalam setahun berapa kali persediaan yang ada akan dijual. Rumus perputaran persediaan barang dagang adalah Harga Pokok Penjualan dibagi dengan rata-rata persediaan.
Umur persediaan barang dagang.Fungsi dari rasio ini adalah untuk mengetahui berapa lama persediaan barang dagang perusahaan disimpan dalam gudang perusahaan. Rumus untuk menghitung umur persediaan barang dagang adalah :
Umur persediaan barang dagang PT. Ericyn tahun 2011 adalah 52 hari.

Perputaran Total Aktiva, rasio ini menggambarkan tingkat efisien perusahaan menggunakan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi rasio perputaran total aktiva berarti semakin efisien perusahaan menggunakan total aktiva untuk menghasilkan penjualan. Rumus rasio perputaran total aktiva adalah :

5.    Rasio Kemampulabaan/Profitabilitas
Jika laporan rugi/laba komprehensifk perusahaan disusun dalam persentase yang umum maka setiap unsur dalam laporan rugi laba komprehensif dinyatakan sebagai persentase dari penjualan bersih, sehingga memudahkan para pemakai untuk mengevaluasi hubungan antara penjualan dan beban serta laba/rugi. Laporan laba rugi komprehensif yang menyajikan persentase yang umum bermanfaat untuk membandingkan kinerja berdasarkan waktu seperti dari  bulan ke bulan, tahun ke tahun, rata-rata 3 bulanan, rata-rata tahunan, atau total pencapaian selama tiga bulan atau setahun. Penggunaan rasio profitabilitas yang umumnya digunakan oleh pemakain keuangan adalah :
a.    Marjin laba kotor ( Gross profit margin / GPM ), rasio ini berguna unutk mengetahui keuntungan kotor peeusahaan dari setiap barang yang di jual. Semakin tinggih margin laba kotor, maka semakin baik yang berarti semakin rendah harga pokok barang yang di jual. Rumusnya adalah : laba kotor di bagi penjualan bersih.
b.    Marjin laba operasi ( operating profit margin/OPM ) adalah rasio dari setiap hasil sisa penjualan bersih sesudah dikurangi semua beban dan pengeluaran lain kecuali bunga dan pajak ; atau laba bersih yang di hasilkan dari setiap rupiah penjualan. Marjin laba operasi mengukur laba yang di hasilkan murni dari operasi perusahaan tanpa melihat beban keuangan ( bunga ) dan beban dari pemerintah pajak.
     Marjin laba bersih ( net prifit margin ( NPM ) rasio ini menggambarkan besarnya laba besih setelah pajak perusahaan ( erning after tax / EAT ) yang di peroleh perusahaan pada setiap penjualan yang di lakukan. Semakin tinggih marjin laba bersih semakin baik kinerja perusahaan. Rumusnya adalah : laba bersih setelah pajak ( EAT ) di bagi penjualan bersih.




c.    Pendapatan per saham ( earning per share / EPS), rasio ini mengambarkan besarnya pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham biasa. Pendapatan per saham ( earning per share / EPS) perusahaan biasanya menjadi perhatian dari pemegang saham pada umumnya atau calon pemegang saham dan manajemen. Hasil pengurangan laba bersih setelah pajak dengan pembayaran deviden untuk pemegang saham preferen di sebut dengan pendapatan bersih yang tersedia unutk pemegang saham biasa ( earning available for common stockholders/EACS ) 


d.    Rasio pendapatan- harga saham ( price earning ratio-P/E ratio )mengukur jumlah uang yang di bayar olehpenanam modal unutk setiap rupiah pendapatan perusahaan. Semakin tinggih P/E ratio maka semakin besar kepercayaan investor terhadap masa depan perusahaan. Rumusnya adalah harga penjualan saham di bagi dengan pendapatan per lembar saham ( earning per share / EPS )