Tugas Softskill
Tentang
Analisis Laporan Keuangan
Nama :
Paramita yudytira
Npm : 45210317
Kelas : 3DA02
ANALISIS
LAPORAN KEUANGAN
A.
Pengertian
Laporan Keuangan
Laporan
keuangan merupakan hasil akhir dari siklus akuntansi yang memberikan gambaran
keuangan tentang suatu perusahaan yang secara periodic disusun oleh manajemen perusahaan.Laporan
keuangan memiliki sifat historis yaitu memuat angka-angka tentang kinerja dan
kondisi keuangan perusahaan pada masa yang telah lalu (historis).Laporan
keuangan perusahaan sangat penting artinya bagi pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap perusahaan yang bersangkutan meskipun mereka mempunyai kepentingan
yang berbeda-beda.
Laporan
keuangan dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan oleh semua pihhak
yang berkepentingan. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut antara lain pihak
internal perusahaan dan pihak eksternal perusahaan. Pihak internal perusahaan
merupakan pihak karyawan dan manajemen perusahaan yaitu karyawan yang mengelola
perusahaan, sedangkan pihak eksternal yaitu pemasok, penanam modal, kreditur,
badan pemerintah dan calon penanam modal.Masing-masing pihak yang
berkepentingan menganalisis dan menginterpretasikan laporan keuangan untuk
tujuan yang berbeda-beda.
B.
Tujuan
Penyusunan Laporan Keuangan
Secara
umum, penyajian laporan keuangan oleh manajemen peruasahaan bertujuan untuk
memberikan informasi kuantitatif mengenai kondisi dan posisi keuangan
perusahaan yang bersangkutan pada suatu periode untuk kepentingan karyawan dan
kepentingan manajemen adalah untuk mengetahui pencapaian kinerja perusahaan
sehingga para pihak manajemen dapat menentukan keputusan yang akan diambil
untuk operasional perusahaan dan sekaligus fungsi dari laporan keuangan bagi
karyawan dan menejeman perusahaan untuk menentukan besarnya persentasi kenaikan
gaji dan bonus yang akan diterima.
Sedangkan
fungsi laporan keuangan untuk pihak eksternal adalah sebagai berikut :
-
Pemasok untuk mengetahui
kinerja perusahaan dan sekaligus untuk mengetahui apakah perusahaan berada
dalam likuiditas yang baik untuk membayar atas produk yang dijual;
-
Kreditur untuk mengetahui
kinerja perusahaan yang titik fokusnya adalah kembali pokok pinjaman dan bunga;
-
Penanam modal untuk
mendapatkan informasi apakah modal yang ditanam layak untuk diperbesar atau
untuk memperkecil penanam modal pada perusahaan.
-
Calon penanam modal yaitu
untuk mendapatkan informasi apakah layak atau tidaknya untuk melakukan
investasi dalam perusahaan;
-
Badan pemerintah untuk
mengetahui besarnya pertumbuan ekonomi regional dan pertumbuan ekonomi nasional
yang sekaligus untuk mengawasi ketertiban pembayaran dan administrasi
perpajakan.
C.
Prinsip-Prinsip
di Dalam Penyusunan Laporan Keuangan
Penyusunan
laoran keuangan harus berdasarkan pada standar akuntansi keuangan yang berlaku
di Indonesia atau berdasarkan pada prinsip-prinsip Akutansi yang berlaku umum
(PABU) jika tidak diatur dalam standar akuntansi keuangan.
Asumsi-asumsi
dan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum yang digunakan untuk menyusunan
laporan keuangan sebuah perusahaan adalah sebagai berikut :
-
Satu kesatuan yang berarti
bahwa perusahaan yang didirikan harus merupakan satu kesatuan yang dalam
menyusun laporan keuangan harus dipisahkan dengan harta pribadi dan harta
perusahaan.
-
Kelangsungan hidup yang
mengandung arti bahwa sebuah perusahaan didirikan akan melanjutkan usahanya
sampai jangka waktu yang tidak ada batasnya.
-
Dapat diperbandingkan adalah
laporan keuangan yang disusun dapat diperbandingkan dengan lapora keuangan
untuk masa yang berbeda da dapat dibandingkan dengan perusahaan lainnya.
-
Konsisten meliputi semua
metode-metode akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keagan harus
taat azas/konsisten sehingga memberikan gambaran laba yang dapat dianalisis.
-
Tepat waktu. Laporan
keuangan harus selesai disusun tepat waktu, karena laporan keuangan yang
terlambat tidak memberikan manfaat bagi pemakai laporan untuk mengambil
keputusan-keputusan yang bersifat strategic.
Menurut Standar Pelaporan Keuangan
Internasional (International Financial Reporting Standard/IFRS) laporan
keuangan terdiri atas :
1. Laporan
Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan adalah laporan
tentang posisi keuangan perusahaan pada satu titik tertentu, baik pada akhir
bulan, kuartal, semester atau tahun.Jadi, kondisi yang dijelaskan dalam laporan
posisi keuangan adalah kondisi pada tanggal tertentu yang artinya saldo pada
tanggal tertentu. Komponen laporan keuangan adalah :
-
Aktiva lancer, yaitu aktiva
yang perputarannya tidak melebihi 1 tahun, contoh : kas, bank, piutang,
investasi jangka pendek, persediaan, biaya dibayar dimuka, perlengkapan, pajak
dibayar dimuka dan aktiva lancer lainnya.
-
Aktiva tetap yaitu aktiva
yang dimiliki oleh perusahaan yang digunakan untuk kegiatan operasional
perusahaan dan memiliki nilai yang relative tinggi serta memiliki unsur yang
melebihi dari 1 tahun. Contoh : tanah, bangunan, computer, perabot, mesin,
mobil dan aktiva tetap lainnya.
-
Aktiva lain-lain, yaitu
aktiva yang tidak dapat dikategorikan dalam aktiva lancer dan aktiva tetap,
contoh: investasi jangka panjang.
-
Hutang lancer, yaitu
kewajiban yang jatuh tempo kurang dair 1 tahun, contoh : hutang dagang, wesel
bayar, hutang bank jangka pendek, hutang pajak; dan kewajiban lancer lainnya.
-
Hutang jangka panjang, yaitu
kewajiban yang jatuh tempohnya lebih dari 1 tahun, contoh hutang obligasi dan
hutang bank jangka panjang
-
Modal, yaitu terdiri dari
modal saham dan laba ditahan.
2. Laporan
rugi laba komprehensif
Laporan rugi laba komprehensif merupakan
akumulasi kegiatan yang berkaitan dengan pendapatan dan biaya selama periode
waktu tertentu, misalnya bulanan atau tahunan.
Komponen laporan laba rugi komprehensif
adalah :
-
Pendapatan/penjualan
-
Harga pokok penjualan
-
Biaya pemasara
-
Biaya administrasi dan umum
-
Biaya keuangan
-
Selisih kurs dari kegiatan
operasional
-
Keuntungan atas revaluasi
property
-
Biaya pajak
3. Laporan
arus kas
Laporan ini menggambarkan perputaran kas
dan bank selama periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. Laporan arus
kas terdiri atas :
-
Sumber atau penggunaan kas
dari atau untuk kegiatan operasional. Arus kas dair kegiatan operasional
menunjukkan nilai kas bersih yang diperoleh dari hasil penjualan barang atap
jasa perusahaan setelah dikurangi kas yang harus dikeluarkan untuk memproduksi
dan menjual produk atau jasa itu.
-
Sumber atau penggunaan kas
dari atau untuk kegiatan investasi. Sumber atau penggunaan kas dari kegiatan
investasi menunjukkan jumlah kas yang dikeluarkan perusahaan untuk membeli
barang-barang modal seperti peralatan baru, mobil, computer dan mesin baru.
-
Sumber atau penggunaan kas
dari atau untuk kegiatan pendanaan. Arus kas dari kegiatan pendanaan menggambarkan
pergerakan kas akibat adanya pendanaan atau pengembalian dana dari atau kepada
pemegam saham atau calon pemegangj saham atau dari pihak kreditur.
4. Laporan
Perubahan Ekuitas
Laporan ini menjelaskan perubahan modal,
laba ditahan, agio/disagio, laporan ini menggambarkan saldo dan hak si pemilik
yang melekat pada perusahaan.
5. Catatan
atas laporan keuangan
Isi catatan ini adalah penjelasan umum
tentang perusahaan, kebijakan akuntansi yang dianut, dan penjelasan tiap-tiap
perkiraan laporan posisi keuangan dan laba-rugi komprehensif.
D.
Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan
keuangan yang hanya menganalisis perkiraan yang ada dalam laporan keuangan,
maka pemakai laporan keuangan sulit menilai seberapa baik perusahan
beroperasi.Teknik analisis yang digunakan adalah analisis rasio dan analisis
persentase untuk mengidentifikasi, mengkaji, dan merangkum hubungan-hubungan
yang signifikan dari data keuangan perusahaan.
Dalam analisi rasio, ada dua jenis perbandingan yang digunakan yaitu perbandingan internal dan perbandingan eksternal. Perbandingan internal yaitu membandingkan rasio saat ini dengan rasio masa lalu dan rasio yang akan datang dari perusahaan yang sama. Sedangkan perbandingan eksternal yaitu membandingkan rasio keuangan perusahaan dengan rasio perusahaan lain yang sejenis atau dengan rata-rata industry pada titik yang sama. Perbandingan ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang kondisi dan kinerja perusahaan dan membantu mengindentifikasi penyimpangan dari rata-rata atau standar industry.
A.
Jenis-Jenis
Rasio Keuangan
Dalam melakukan analisis terhadap rasio
keuangan, jenis rasio keuangan yang digunakan untuk menganalisis kinerja dari
suatu perusahaan adalah sebagai berikut :
-
Rasio likuiditas
-
Rasio solvabilitas atau
rasio pengungkit
-
Rasio kemampuan
-
Rasio kegiatan/aktivitas
-
Rasio
kemampulabaan/Profitabilitas
1. Rasio
Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang
bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
pendek. Dalam raiso likuiditas meliputi :
a) Rasio
lancar,
yaitu kemampuan aktiva lancer perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek
dengan aktiva lancer yang dimiliki. Rumus rasio lancer adalah aktiva lancer
dibagi hutang jangka lancer.
Jika rasio lancer = 3 berarti aktiva
lancer perusahaan yang tersedia sebesar Rp. 3,- untuk memenuhi kewajiban lancar
sebesar Rp. 1,-
Dari lapora keuangan PT. Ericyn di atas,
penghitungan rasio lancar untuk tahun 2011 adalah :
Rasio
lancar perusahaan = 2,00; berarti aktiva lancar perusahaan yang tersedia sebsar
Rp. 2,- untuk memenuhi kewajiban lancar sebesar Rp. 1,-
b) Rasio
dipercepat/Quick Ratio yaitu kemampuan aktiva lancar dikurangi
persediaan untuk
membayar kewajiban lancar. Rasio ini memberikan petunjuk
yang lebih baik dalam
melihat likuiditas perusahaan dibandingkan dengan rasio lancar, karena
peniadaan perkiraan persediaan dari perhitungan rasio. Adanya peniadaan
persediaan dikarenakan persediaan memerlukan jangka waktu yang lama untuk
dikonversi menjadi kas. likuiditas persediaan yang rendah dapat diakibatkan
oleh 2 faktor yaitu :
-
Terlalu banyak macam
persediaan yang tidak dapat dijual
-
Jika barang tersebut dijual
dengan kredit maka perusahaan akan membuat faktur kepada pembeli sehingga
timbulan piutang sebelum menjadi kas.
Rumusnya
adalah (aktiva lancar – persediaan) dibagi kewajiban lancar
c) Modal
Kerja Bersih atau Net Working capital (NWC), merupakan alat ukur likuiditas
yang diperoleh dari aktiva lancar dikurangi kewajiban lancar.
Rumusnya adalah: Aktiva Lancar –
Kewajiban Lancar.
NWC = aktiva lancar –
kewajiban lancar
Hasil
yang diperoleh dari perhitungan di atas tidak bermanfaat seandainya
dibandingkan dengan perusahaan lain tetapi dapat di manfaatkan untuk
pengendalian internal. Rasio Lancar = 1 berarti modal kerja bersih = 0
Modal
kerja bersih PT. ERICYN tahun 2011 adalah Rp. 1.190.000,-.
NWC = 2.375 – 1185 = 1190
1. Rasio
Solvabilitas atau Rasio Pengungkit (Leverage rations)
Rasio Solvabilitas atau Rasio Pengungkit
(leverage ratios), adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuiditas.
Rasio hutang (Debt Ratio)/ DR,yaitu
rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya total aktiva yang dibiayai oleh
kreditur perusahaan. Semakin tinggi rasio tersebut semakin banyak uang kreditur
yang digunakan perusahaan untuk menghasilkan laba.
Rumusnya
adalah : Total Kewajiban dibagi Total
Aktiva.
3. Rasio
Kemampuan (Coverage Ratio / COR)
Kemampuan perusahaan untuk melakukan
pembayaran kewajiban sesuai jadwal berdasarkan perjanjian hutang perusahaan
untuk membayar bunga atas hutang jangka panjang perusahaan dan pengembalian
angsuran pokok pinjaman.
Kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang jangka panjang diukur dengan menggunakan rasio-rasio mampu (coverage
ratios).Rasio-rasio coverage yang tinggi rasio teesebut (di atas rata-rata
industri) menunjukkan adanya kewajiban tetap yang tidak digunakan dengan
baik.Sebaiknya semakin rendah rasio-rasio coverage maka perusahaan lebih
beresiko untuk tidak dapat membayar kewajiban tetapnya.
Rasio
kemampuan membayar bunga ( coverage fixed ratio/ICR), rasio ini berguna untuk
mengetahui kemampuan laba perusahaan dalam membayar biaya bunga. Rumusnya
adalah: laba sebelum pajak dan biaya bunga (EBIT ) dibagi beban bunga
Perusahaan
PT. ERICYN tahun 2011 menghasilkan rasio kemampuan untuk membayar kewajiban
tetap sama dengan 1.66, berarti pendapatan yang diperoleh perusahaan lebih dari
satu setenga kali dari kewajiban tetapnya sehingga perusahaan PT. ERICYN sehat.
Semakin rendah rasio ini maka semakin tinggi resiko baik bagi bagi kreditur
maupun penanam modal dan sebaliknya semakin tinggi rasio ini maka semakin
rendah tingkat resikonya. Jika rasio ini semakin rendah maka kemungkinan
perusahaan untuk tidak mampu membayar kewajiban tetapnya semakin tinggiyang
dapat menyebabkan perusahaan tidak memperoleh produk (baik barang atau jasa)
dari pemasok sehingga perusahaan mengecilkan operasional perusahaannya dan pada
gilirannya perusahaan akan tutup karena tidak dapat menutup biaya tetap
perusahaan.
4. Rasio
Kegiatan /aktivitas (activity Ratio)
Rasio
kegiatan/aktivitas (activity ratios), rasio
ini digunakan untuk mengukur kecepatan perkiraan-perkiraan aktiva dalam laporan
posisi keuangan untuk menghasilkan penjualan dan pada akhirnya menghasilkan
uang tunai/kas, yang terdiri dari:
Rasio perputaran piutang dagang
(receivables turn over / RTO), yaitu rasio yang menggambarkan kegiatan
perusahaan untuk melakukan penagihan piutang dan mempersingkat siklus
terjadinya penjualan kredit hingga diterimanya kas. Rumusnya adalah : penjualan
kredit bersih dibagi dengan rata-rata piutang dagang (average of receibles).
Umur
piutang dagang (age of receivables/AOR), dengan rasio ini dapat diketahui apakah
kebijakan penagihan piutang perusahaan sudah sesuai dengan kebijakan pemberian
kredit perusahaan. Misalnya kebijakan pemberian kredit perusahaan adalah 45
hari, tetapii hasil dari perhitungan umur piutang dagang memberikan hasil 40
hari;hal ini berarti kebijakan penagihan piutang dagang perusahaan adalah
efektiv. Dan sebaliknya jika kebijakan pemberian kredit kepada pelanggan adalah
45 hari tetapi hasil perhitungan umur piutan dagang adalah 90 hari berarti
perusahaan mempunyai pengelolaan piutang dagang yang buruk sehingga perusahaan
harus meningkatkan upaya pengelolaan penagihan piutang dagan perusahaan. Rumus
dari umur piutang dagang adalah 365 dibagi Recevaible Turn Over (dalam hari).
Jika
kebijakan pemberian kredit untuk para pelanggan adalah 60 hari, maka
berdasarkan perhitungan di atas, PT. Ericyn telah mengelola penagihan piutang
dengan baik.
Perputaran
persediaan barang dagang, rasio ini berguna untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam mengelola persediaan, yaitu dalam setahun berapa kali
persediaan yang ada akan dijual. Rumus perputaran persediaan barang dagang
adalah Harga Pokok Penjualan dibagi dengan rata-rata persediaan.
Umur persediaan barang dagang.Fungsi dari rasio
ini adalah untuk mengetahui berapa lama persediaan barang dagang perusahaan
disimpan dalam gudang perusahaan. Rumus untuk menghitung umur persediaan barang
dagang adalah :
Umur
persediaan barang dagang PT. Ericyn tahun 2011 adalah 52 hari.
Perputaran
Total Aktiva, rasio ini menggambarkan tingkat efisien perusahaan menggunakan
aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan penjualan. Semakin tinggi rasio
perputaran total aktiva berarti semakin efisien perusahaan menggunakan total
aktiva untuk menghasilkan penjualan. Rumus rasio perputaran total aktiva adalah
:
5. Rasio
Kemampulabaan/Profitabilitas
Jika laporan rugi/laba komprehensifk
perusahaan disusun dalam persentase yang umum maka setiap unsur dalam laporan
rugi laba komprehensif dinyatakan sebagai persentase dari penjualan bersih,
sehingga memudahkan para pemakai untuk mengevaluasi hubungan antara penjualan
dan beban serta laba/rugi. Laporan laba rugi komprehensif yang menyajikan
persentase yang umum bermanfaat untuk membandingkan kinerja berdasarkan waktu
seperti dari bulan ke bulan, tahun ke
tahun, rata-rata 3 bulanan, rata-rata tahunan, atau total pencapaian selama
tiga bulan atau setahun. Penggunaan rasio profitabilitas yang umumnya digunakan
oleh pemakain keuangan adalah :
a. Marjin
laba kotor ( Gross profit margin / GPM ), rasio ini berguna unutk mengetahui
keuntungan kotor peeusahaan dari setiap barang yang di jual. Semakin tinggih
margin laba kotor, maka semakin baik yang berarti semakin rendah harga pokok
barang yang di jual. Rumusnya adalah : laba kotor di bagi penjualan bersih.
b. Marjin
laba operasi ( operating profit margin/OPM ) adalah rasio dari setiap hasil
sisa penjualan bersih sesudah dikurangi semua beban dan pengeluaran lain
kecuali bunga dan pajak ; atau laba bersih yang di hasilkan dari setiap rupiah
penjualan. Marjin laba operasi mengukur laba yang di hasilkan murni dari
operasi perusahaan tanpa melihat beban keuangan ( bunga ) dan beban dari
pemerintah pajak.
Marjin
laba bersih ( net prifit margin ( NPM ) rasio ini menggambarkan besarnya laba
besih setelah pajak perusahaan ( erning after tax / EAT ) yang di peroleh
perusahaan pada setiap penjualan yang di lakukan. Semakin tinggih marjin laba
bersih semakin baik kinerja perusahaan. Rumusnya adalah : laba bersih setelah
pajak ( EAT ) di bagi penjualan bersih.
c. Pendapatan
per saham ( earning per share / EPS), rasio ini mengambarkan besarnya
pengembalian modal untuk setiap satu lembar saham biasa. Pendapatan per saham (
earning per share / EPS) perusahaan biasanya menjadi perhatian dari pemegang
saham pada umumnya atau calon pemegang saham dan manajemen. Hasil pengurangan
laba bersih setelah pajak dengan pembayaran deviden untuk pemegang saham
preferen di sebut dengan pendapatan bersih yang tersedia unutk pemegang saham
biasa ( earning available for common stockholders/EACS )
d. Rasio
pendapatan- harga saham ( price earning ratio-P/E ratio )mengukur jumlah uang
yang di bayar olehpenanam modal unutk setiap rupiah pendapatan perusahaan.
Semakin tinggih P/E ratio maka semakin besar kepercayaan investor terhadap masa
depan perusahaan. Rumusnya adalah harga penjualan saham di bagi dengan
pendapatan per lembar saham ( earning per share / EPS )